Batuan sirip adalah formasi geologis yang merupakan dinding residu sempit dari batuan sedimen keras yang tetap berdiri setelah batuan di sekitarnya terkikis sepanjang sambungan atau rekahan paralel. Batuan sirip terbentuk ketika busut atau dataran tinggi mengembangkan banyak retakan vertikal dan paralel. Ada dua mode utama erosi berikut. Yang pertama adalah ketika air mengalir di sepanjang sambungan dan retakan dan membukanya semakin lebar, akhirnya menyebabkan erosi. Yang kedua adalah dimana jenis batuan ( stratum ) lebih keras dan lebih tahan erosi dibandingkan batuan tetangganya, sehingga menyebabkan batuan yang lebih lemah akan jatuh.
Batuan sirip dianggap sebagai tahap perantara dari banyak fitur geologi erosi lainnya seperti lubangan, lengkungan, dan julangan . Pembentukan fitur tersebut adalah proses empat langkah yang disederhanakan. Langkah pertama adalah pengangkatan yang menghasilkan rekahan vertikal yang dalam dan paralel di dalam dataran tinggi. Langkah kedua adalah pelapukan dan erosi yang memperbesar rekahan, menghasilkan batuan sirip. Langkah ketiga adalah erosi yang menyerang sirip dari bawah, menyebabkan lubangan dan lengkungan. Langkah keempat adalah melanjutkan pelapukan yang memperbesar lubang, menyebabkan lengkungan dan lubang runtuh, menciptakan menara atau julangan.